Senin, 15 Maret 2010

manusia pertama bukan adam

MANUSIA PERTAMA BUKAN ADAM
« on: December 15, 2007, 12:18:48 pm »

Kini kita telah tiba di bab terakhir diskusi ini. Benarkah Adam dilahirkan? Jika ya, siapakah orang tuanya? Berarti, Adam bukan manusia pertama? Apa bukti-buktinya? Dan, banyak lagi pertanyaan yang belum terjawab seputar keberadaan Adam.

Dari berbagai penelusuran yang saya lakukan, saya berkesimpulan bahwa Adam memang bukan manusia pertama yang hadir di muka Bumi. Ia adalah generasi ke sekian, setelah jutaan tahun munculnya spesies manusia di planet biru. Untuk itu, terlebih dahulu kita akan membahas kembali rujukan utama kita, yaitu ayat-ayat Al Qur’an.

Sepanjang yang saya ketahui, Al Qur’an tidak pernah menyebut Adam sebagai manusia pertama. Demikian pula istrinya, bukanlah manusia kedua yang diciptakan setelah Adam.

Banyak ayat Al Qur’an yang jusru memberikan indikasi kuat bahwa Adam dan hawa adalah salah satu saja dari sekian banyak umat manusia yang sudah ada pada waktu itu. Salah satu indikasi kuat terdapat pada ayat berikut.

QS. Al A'raaf (7): 11
Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu sekalian, lalu Kami bentuk tubuh kalian, kemudian Kami katakan kepada para malaikat: "Bersujudlah kamu kepada Adam"; maka mereka pun bersujud kecuali iblis. Dia tidak termasuk mereka yang bersujud.

Ayat di atas dimulai dengan kalimat ‘menciptakan kamu sekalian, lalu kami bentuk tubuh kalian’. Artinya, waktu itu Allah sudah menciptakan banyak manusia di muka Bumi. Baru kemudian memerintah para malaikat untuk bersujud kepada Adam.

Sayangnya, dalam kitab terjemahan bahasa Indonesia kata kum itu ditafsiri sebagai Adam. di sebelah kata ‘kamu’ diberi penjelasan dengan kata dalam kurung - (Adam). Padahal kita tahu bahwa kum adalah bermakna jamak - kalian semua.

Ini semakin jelas kalau kita baca ayat sebelumnya, berikut ini. Bahwa yang dimaksud dengan ‘kum’ itu adalah bangsa manusia secara keseluruhan. Spesies manusia.

QS. Al A'raaf (7): 10
Sesungguhnya Kami telah menempatkan kamu sekalian di muka bumi dan Kami adakan bagimu di muka bumi itu (sumber) penghidupan. Amat sedikitlah kamu bersyukur.

Dari 2 ayat yang berurutan di atas, kita bisa memperoleh kesimpulan bahwa Allah terlebih dahulu menciptakan bangsa manusia di muka Bumi, dengan segala sumber penghidupannya. Dan, kemudian memilih salah satu di antaranya sebagai khalifah di muka Bumi. Dialah Adam. Ditandai dengan perintah kepada malaikat untuk bersujud kepadanya.

Kalau Adam memang manusia pertama, ayatnya tidak akan berbunyi demikian. Diawalnya pastilah Allah mengatakan kepada Adam dalam bentuk tunggal: “Walaqad khalaqnaka - Dan sungguh telah Kami ciptakan kamu (Adam)...” Tapi, tenyata menggunakan kum.

Bukti lain tentang Adam bukan manusia pertama adalah ketika Allah berkata kepada malaikat mau menjadikan Adam sebagai khalifah. Informasi itu ada pada ayat berikut.

QS. Al Baqarah (2): 30
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui".
Ayat ini sering dipakai oleh sebagian besar kita untuk menjelaskan bahwa Adam adalah manusia pertama. Karena di sana digambarkan dialog antara Allah dengan malaikat, untuk menjadikan Adam sebagai khalifah di muka Bumi. Padahal justru ayat ini menegaskan bahwa Adam bukanlah manusia pertama. Melainkan adalah salah satu manusia yang terpilih dari sekian banyak manusia yang sudah ada di jaman itu.

Ada dua hal yang menunjukkan itu. Yang pertama, adalah kata inni ja'ilun fil ardhi khalifah – “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”.

Kalimat tersebut tidak menggunakan kata ‘menciptakan’ (khalq) melainkan menggunakan kata ‘menjadikan’ (ja'ala). Jadi bukan mengadakan dari ‘tidak ada’ menjadi ‘ada’, melainkan ‘memilih’ dari yang sudah ada menjadi khalifah alias pemimpin bagi umat manusia di jaman itu. Kata ‘memilih’ itu lebih jelas lagi pada ayat lain, berikut ini.

QS. Ali Imran (3): 33
Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga Imran melebihi segala umat (di masa mereka masing-masing)

Allah menggunakan kata isthofaa yang secara eksplisit berarti ‘memilih dari yang sudah ada’. Dan lebih jelas lagi, dalam ayat itu Allah membandingkan dengan nabi-nabi lainnya seperti Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga Imran. Mereka semua adalah orang-orang yang terpilih pada zamannya.

Dan masih banyak lagi ayat yang memberikan kepahaman bahwa Adam bukanlah manusia pertama di muka Bumi. Meskipun pada beberapa ayat, seringkali agak membingungkan jika dipahami secara sebagian. Ayat-ayat itu memiliki penjelasan di ayat lainnya.

Sebagai contoh adalah ayat berikut ini. Allah mengatakan bahwa Dia telah menciptakan manusia (al Insaan) dari tanah liat kering yang berasal dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Ada kesan, seakan-akan Allah bercerita tentang penciptaan manusia pertama -Adam- langsung dari tanah liat. Dan, begitulah yang sering kita dengar dari orang di sekitar kita.

QS. Al Hijr (15): 26
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (insan) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk.
Akan tetapi kalau anda cermati, ayat di atas tidak bercerita tentang penciptaan seorang manusia melainkan manusia secara kolektif. Yang digunakan adalah kata ‘al insaan’. Sayangnya - sekali lagi -dalam kitab terjemahan seringkali diberi penjelasan dalam kurung - (Adam). Ini menjebak pemahaman orang-orang yang hanya membaca dari terjemahan bahasa Indonesianya. Seakan-akan ayat itu bercerita tentang penciptaan Adam, sebagai manusia pertama.

Jika mau lebih jelas lagi dalam memahami ayat itu, bacalah ayat-ayat berikutnya.

QS. Al Hijr (15): 28-30
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia (basyaran) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk.

Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan ke dalamnya ruh-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud.

Maka bersujudlah para malaikat itu semuanya bersama-sama

Allah memberikan penjelasan lebih rinci bahwa yang diciptakan dari ‘tanah liat kering yang berasal dari lumpur hitam’ itu, adalah basyaran. Yaitu manusia sebelum al insaan. Atau, nenek moyang al insaan, yang memang sudah ada selama jutaan tahun sebelumnya.

Karena itu, ayat berikutnya memberikan penjelasan bahwa basyaran itu masih perlu disempurnakan lagi oleh Allah, agar menjadi al insaan. ‘Maka bila telah Kusempurnakan kejadiannya, dan telah Kutiupkan Ruh-Ku ke dalamnya, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud’. Dan para malaikat pun bersujud bersama-sama. Bukan kepada al basyar, melainkan kepada al insaan.

Jadi, adalah keliru kalau kita menafsiri ayat tersebut sebagai proses penciptaan Adam -manusia pertama- dari tanah liat. Itu adalah cerita tentang penciptaan al basyar secara kolektif, yang ‘ditumbuhkan’ oleh Allah dari tanah Bumi. Dan setelah disempurnakan kejadiannya - menjadi al insaan - barulah malaikat diperintahkan bersujud kepada salah satu dari al insaan itu, yaitu Adam.

Lantas, dari keturunan Adam inilah manusia modern berkembang biak. Sedangkan manusia-manusia lain selain keturunan Adam mengalami kepunahan. Maka manusia modern ini disebut sebagai ‘bani Adam’ alias keturunan Adam.

Ayat berikut ini menjelaskan bahwa para nabi yang disebut di dalam Al Qur’an itu adalah keturunan Adam. Sebagiannya lagi keturunan Nuh, keturunan Ibrahim, dan Imran. Jalur manusia modern adalah jalur keturunan Adam. Maka ia pun disebut sebagai bapaknya manusia.

QS. Maryam (19): 58
Mereka itu adalah orang-orang yang telah diberi nikmat oleh Allah, yaitu para nabi dari keturunan Adam, dan dari orang-orang yang Kami angkat bersama Nuh, dan dari keturunan Ibrahim dan Israil, dan dari orang-orang yang telah Kami beri petunjuk dan telah Kami pilih. Apabila dibacakan ayat-ayat Allah Yang Maha Pemurah kepada mereka, maka mereka menyungkur dengan bersujud dan menangis.
Perbedaan yang paling mendasar antara al basyar - manusia purba - dengan al insaan -manusia modern - adalah pada kemampuan akalnya. Secara fisikal, itu diwakili oleh kualitas dan kapasitas otaknya.

Malaikat yang semula ‘ragu-ragu’ untuk bersujud kepada Adam ternyata mau bersujud kepadanya ketika Allah menunjukkan bahwa kemampuan akal Adam di luar dugaan malaikat. Adam dengan mudahnya menguasai ilmu pengetahuan alam yang diajarkan Allah kepadanya.

QS. Al Baqarah (2): 31-34
Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar!"

Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

Allah berfirman: "Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini". Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman: "Bukankah sudah Kukatakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?"

Dan berkatalah Kami kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam," maka sujudlah mereka, kecuali iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.


Re: MANUSIA PERTAMA BUKAN ADAM
« Reply #2 on: December 16, 2007, 05:24:08 am »

ASAL USUL MANUSIA [TEORI EVOLUSI]

Oleh
Lajnah Daimah Lil Buhuts Al-Ilmiah Wal Ifta


Pertanyaan.
Lajnah Daimah Lil Buhuts Al-Ilmiah Wal Ifta ditanya : Ada yang mengatakan
bahwa manusia berasal dari kera yang berevolusi. Apakah ini benar.?

Jawaban.
Perkataan ini tidak benar. Dalilnya adalah sebagaimana yang terdapat di
dalam Al-Qur’an ketika Allah menjelaskan tentang perkembangan penciptaan
Adam. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.

“Artinya : Sesungguhnya perumpamaan Isa di sisi Allah adalah seperti Adam.
Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian berkata ‘Jadilah!’, maka iapun
jadilah” [Ali-Imran : 59]

Kemudian tanah tersebut –dalam ayat- dibasahi sehingga menjadi tanah liat
yang lengket, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.

“Artinya : Dan sungguh kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati
(berasal) dari tanah” [Al-Mu’minun : 12]

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.

“Artinya : Sesungguhnya Kami telah menciptakan mereka dari tanah liat”
[Ash-Shaffat : 11]

Kemudian, tanah tersebut berubah menjadi Lumpur hitam yang diberi bentuk.
Dalam hal ini Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.

“Artinya : Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia (=Adam) dari
tanah liat kering (yang berasal) dari Lumpur hitam yang diberi bentuk”
[Al-Hijr : 26]

Kemudian setelah kering tanah tersebut berubah seperti tembikar. Ini
dijelaskan dalam firman Allah Subhanahu wa Ta’ala.

“Artinya : Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar”
[Ar-Rahman : 14]

Kemudian, Allah pun membentuk tanah tersebut menjadi bentuk yang Dia ingini
; lalu ditiupkan ruh kedalamnya dari ruh (ciptaan)-Nya. Tentang hal ini
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.

“Artinya : Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat,
‘Sesunggguhnya Aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering
(yang berasal) dari Lumpur hitam yang diberi bentuk. Maka, bila telah Aku
sempurnakan bentuknya dan telah Aku tiupkan ke dalamnya ruh (ciptaan)-Ku,
tunduklah kamu kepadanya dengan cara bersujud” [Al-Hijr : 28-29]

Itulah fase perkembangan penciptaan Adam dari sudut pandang Al-Qur’an.
Adapun perkembangan yang dialami keturunan Adam disebutkan oleh Allah
Subhanahu wa Ta’ala dalam firman-Nya.

“Artinya : Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu
saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani
(yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami
jadikan segumpal darah ; lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal
daging ; lalu segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang ; lalu tulang
belulang itu Kami bungkus dengan daging ; kemudian kami jadikan dia makhluk
yang (berbentuk) lain. Mahasuci Allah, Pencipta yang paling baik”
[Al-Mu’minun : 12-14]

Adapun tentang istri Adam (Hawa), Allah Subhanahu wa Ta’ala terangkan bahwa
ia diciptakan dari Adam, sebagaimana tersebut dalam firmanNya.

“Artinya : Hai manusia, bertakwalah kamu sekalian kepada tuhanmu yang telah
menciptakan kamu dari diri yang satu, dan dari diri itulah Dia menciptakan
istrinya” [An-Nisa : 1]


[Fatawa Lil Lajnah Ad-Da’imah 1/68-70, Di salin ulang dari Majalah Fatawa
edisi 1/I/Ramadhan 4123H Hal. 8 -9]

Ya tentu tidak da hubungannya dengan anda menukil sebuah fatwa atau tidak..anda mau menuqil fatwa dari siapa itu terserah anda.masalahnya...pembahasan manusia pertama itu adam atau bukan, itu khan hubungannya dengan sejarah..kayak ditemukan pithecantropus erectus, atau meganthropus palaeojavanicus...ini khan sifatnya ilmiah..kenapa anda membantah ini dengan dalil yang sifatnya nass.....tentu ini ga "qodoya musallamah".
kalau saya pribadi, setuju dengan pendapat anda..tapi ga setuju dengan cara istidlal anda. saya cuma tahu tentang nass saja yang membuktikan bahwa adam itu manusia pertama...tapi kalau bukti ilmiah, saya belum tahu.

Mungkin lebih pas saya analogikan begini...KENAPA saya harus wudhu sebelum sholat?lalu anda menjawab pertanyaan saya dengan ayat maidah (ya ayyuhalladzina amanu idza qumtum ilassholaty...sampai akhir ayat)..tentu anda ga pas dalam istidlal.karena pertanyaan saya bukan mengenai sifat ta'abbud saya sebagai hamba..tapi pertanyaan KENAPA dari saya, itu lebih cocok jika dijawab dengan apa itu rahasia dibalik wudhu..bukan ayat qur'an mengenai kewajiban berwudhu.
definisi dalil tentu anda sudah tahu khan...

Adpun mengenai saya ga tahu, ya memang saya ga tahu. saya cuma mengkritik anda dalam memaparkan dalil yang ga qodoya musallamah dengan permaslahan imiah.tapi kalau dalil2 yang anda kemukakan, saya sudah tahu lama.
contoh gini saya ambilkan dari sebuah makalah..
ردّ على ادعاء باطل
وأما ما يذكره البعض من أنّ الفينيقيين هم أول من اخترع الاحرف وقبل ذلك كان الناس يشيرون الى الاشياء لقضاء حاجاتهم فهذا كلام مردود باطل. فنحن المسلمون نؤمن بما ورد في القرآن وبما جاء عن النبي صلى الله عليه وسلم ولا نقبل بأي كلام يعارض القرآن وكلام الرسول ويخالفهما. لقد قال الله تعالى : { وعلّمَ آدمَ الاسماءَ كلَها } فإنّه من حكمة الله سبحانه أن يبعث الانبياء في غاية الكمال يحسنون التعبير ليبلغوا الرسالة التي أمرهم الله بتبليغها وفي غاية الجمال لا ينفر الناس منهم ولا يشمئزون.

si penulis hanya bisa mengatakan bahwa da'waan adam itu bukan manusia pertama, itu da'waan bthil dengn mengambil dalil dari qur'an dan sunah, tapi ga bisa memaparkan bukti ilmiahnya.Dan cuma bisa mengatakan bahwa kita sebagai umat islam wajib mengimani hal ini berdasarkan ayat qur'an dan hadis nabi diatas...tentu saja ini tidak cukup untuk memberikan kepuasan pada pembaca...karena da'waan yang datang itu sifatnya ilmiah yaitu teori darwin.ujung2nya ulama2 hanya bisa mengatakan bahwa manusia itu tidak mungkin berasal dari kera tapi tidak bisa memaparkan alasan ilmiah.

Contoh qodoya musallamah, syekh said ramadhan albouty dalm kitabnya "al kubro alyakiniyyat alkauniyyat" menjelaskan bahwa tuhan itu ada. disamping memaparkan dalil naqli (qur'an dan hadis), beliau juga membatalkan hujjah para ateis yang mengatakan bahwa tuhan itu ga ada dengan hujjah yang ilmiah seperti butlanuttasalsul (batalnya teori tasalsul yang yaitu teori ateis sendiri), butlanurrajhan bidunilmurajjih (juga teori ateis) dll..ini baru qodoya musallamah.

mengenai itu tsiqqah atau tidak...bukan itu masalahnya.tapi sekali lagi, cara istidlal ini ga bener dari sudut pandang mantiq.anda tentu sudah pernah kitab karangan imam alghazali "tahafutulfalasifah"(bobroknya ilmu filsafat)..yang kemudian didebat oleh ibnu rusyd dalam kitabnya tahafututttahafuth (bobroknya kitab tahafuth (milik imam ghazali) ).bagaimana bagusnya imam gazali dalam merentet kebobrokan filsaat, tapi kemudian didebat lagi oleh ibnu rusyd dengan dalil yang ilmiah pula.ini juga contoh qodoya musallamah.

jadi bukan masalah saya tahu atau tidaknya, tapi...saya mengkritik cara istidlal anda.karena istidlal itu sudah kuno, dan tidak memberikan jawaban yang memuaskan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar